
Siapa yang tidak kenal pastel? Kue gorengan berbentuk setengah lingkaran dengan kulit renyah dan isi yang gurih ini telah lama menjadi bagian dari jajanan favorit masyarakat Indonesia. Walaupun tampak sederhana, pastel punya sejarah panjang dan kini mengalami banyak inovasi untuk terus relevan di tengah tren kuliner modern.
Asal Usul dan Filosofi di Balik Pastel
Pastel diduga merupakan adaptasi dari masakan Portugis yang dikenal sebagai empanada. Masuknya budaya asing ke Indonesia pada masa kolonial membawa pengaruh besar dalam kuliner Nusantara, dan pastel adalah salah satunya.
Bukan Sekadar Gorengan Biasa
Walaupun sering disamakan dengan gorengan lainnya, pastel memiliki keunikan tersendiri. Kulitnya yang tipis dan garing dibuat dari campuran tepung terigu, mentega, dan sedikit air. Sementara isinya biasanya terdiri dari tumisan sayuran seperti wortel, kentang, dan bihun, sering kali ditambah telur rebus atau ayam suwir.
Isian pastel juga mencerminkan kreativitas dan kearifan lokal. Di beberapa daerah, pastel bisa diisi dengan bahan unik seperti oncom, daging asap, atau bahkan sambal teri.
Transformasi Pastel di Era Modern
Seiring dengan perkembangan zaman dan gaya hidup masyarakat urban yang makin cepat, pastel juga ikut berevolusi. Kini, banyak pastel dijual dalam versi beku, siap goreng, hingga dikreasikan menjadi pastel panggang yang lebih sehat.
Pastel Kekinian: Fusion dan Inovasi Rasa
Di tangan para kreator kuliner modern, pastel tidak hanya hadir dalam rasa klasik. Tersedia varian dengan isian keju mozarella, tuna pedas, bahkan cokelat dan pisang untuk versi manis. Inovasi ini berhasil memperluas pangsa pasar pastel, dari anak-anak hingga kalangan milenial.
Di beberapa kafe atau toko oleh-oleh, pastel juga hadir dalam tampilan lebih premium: dikemas cantik, digoreng dengan minyak kelapa murni, dan dijual sebagai produk khas daerah.